Indonesia Youth minta pemerintah tingkatkan mutu pendidikan
Fakta Digital. Amizar Isma selaku Direktur Eksekutif
Indonesia Youth Forum mengharapkan, pemerintah agar meningkatkan
kualitas pendidikan agar SDM yang lahir dari institusi pendidikan bisa
sejalan dengan kebutuahn pasar dan industri.
Mengutip dari Antara, Pernyataan Amizar
disampaikan atas Youth Involvement Forum yang terinspirasi dari
kegelisahan mengenai kenaikan Indeks Daya Saing Global (The Global
Competitiveness Index) dari rangking 41 (2016) ke 36 (2017) tidak
berbanding lurus dengan tren peningkatan penyerapan tenaga kerja dari
tahun ke tahun khususnya alumni SMK.
Hal itu diperkuat dengan data BPS 2015-
2017, adanya tren tingkat pengangguran SMK dalam tiga tahun terakhir per
Februari (2015, 2016 dan 2017) yang mengalami kenaikan cukup
signifikan, kata Amizar dalam keterangan persnya di Jakarta, Jumat.
“Kondisi ini menunjukkan adanya indikasi
minimnya penyerapan tenaga kerja karena gap kompetensi tenaga kerja
dengan kebutuhan industri.” tambah Amizar.
Oleh sebab itu, kondisi di atas menuntut
SDM yang berkompeten (inovatif, kreatif dan berdaya saing) di semua
sektor pendidikan, ketenagakerjaan, perindustrian dan lain-lain dengan
membangun kesadaran dan tanggungjawab “link and match” diberbagai sektor
agar SDM yang lahir dari institusi pendidikan bisa sejalan dengan
kebutuhan pasar usaha dan industri.
“Politicall will pemerintah sebenarnya
sudah ada dengan keluarnya Inpres No. 9 tahun 2016 tentang revitalisasi
SMK dan rangka peningkatan kualitas dan SDM Indonesia. Akan tetapi,
implementasi masih lambat bahkan keberadaan Inpres tersebut belum
diketahui oleh banyak instansi teknis. Youth Involvement Forum hadir
untuk menjembatani itu, mewujudkan partisipasi aktif generasi muda dan
stakeholder dalam gerakan ini. Kegiatan ini diikuti oleh guru produktif
SMK, usahawan muda, penggiat pendidikan vokasi, mahasiswa dalam dan luar
negeri.” ujar Amizar.
Era informasi, saat dimana generasi
millenial tumbuh dan berkembang menuntut SDM yang kreatif, inovatif dan
berdaya saing. Teknologi dewasa ini telah melahirkan cara baru dalam
menyelesaikan pekerjaan di berbagai sektor, seperti manufaktur,
perbankan, jasa dan lain sebagainya. Untuk itu, perlu ada paradigma baru
di dunia pendidikan dalam beradaptasi dengan kebutuhan industri.
Hasil penelitian di Universitas Oxford,
Inggris, menyatakan bahwa peluang penggantian pekerjaan oleh teknologi
sekitar 50%. Efeknya, akan banyak pengangguran.
Youth Involvement Forum yang diinisiasi
oleh Indonesia Youth Forum tersebut diadakan di Banyuwangi pada 24-27
November 2017 ini kembali menjadi salah satu bagian penting dari upaya
memperkuat daya saing anak muda Indonesia dalam rangka membangun
jaringan dan mendorong revitalisasi pendidikan berbasis dunia usaha
industri dan entrepreneurship.
Comments
Post a Comment